DPRD Jabar Sayangkan Kualitas Tayangan Televisi Masih Kurang Baik

Bandung, GB - Kalangan DPRD Jawa Barat menyayangkan masih buruknya kualitas tayangan televisi di Tanah Air. Selain tidak memberi efek positif, buruknya berbagai tayangan ini pun akab berpengaruh terhadap masyarakat.

Seperti diketahui, selama Maret-April 2015 ini, Komisi Penyiaran Indonesia telah melakukan survei terhadap sekitar 9.000 program televisi di Indonesia. Berdasarkan survei tersebut, nilai indeks program televisi berada di angka 3,25.

Padahal, standard minimal program televisi yang baik adalah 4,00. Ketua Komisi I DPRD Jabar Syahrir mengatakan, program televisi yang buruk tersebut akan mempengaruhi perilaku masyarakat terutama anak-anak.

"Sedikit banyak, tayangan yang buruk ini akan mempengaruhi masyarakat. Pasti ada masyarakat yang meniru gaya atau cara dalam tayangan televisi," kata Syahrir di Gedung DPRD Jabar, Bandung, Kamis (25/6).

Oleh karena itu, Syahrir meminta pembuat acara televisi mengurangi bahkan menghilangkan kandungan-kandungan negatif dalam setiap karyanya. Syahrir berharap, setiap program acara televisi yang ditayangkan mampu memberi pencerahan bagi masyarakat, terutama dari sisi pendidikan.

"Harus memberi pengaruh positif. Yang sifatnya mendidik, membentuk karakter yang baik," katanya.

Kendati begitu, Syahrir memahami alasan televisi menayangkan program yang dinilai buruk ini. Pasalnya, tayangan yang dinilai buruk tersebut disukai banyak masyarakat.

"Mereka (televisi) kang mengejar untung dari iklan. Berarti tayangan mereka mengejar rating," ucapnya.

Oleh karena itu, Syahrir meminta pemerintah pusat mengeluarkan regulasi yang jelas terkait tayangan televisi. "Lebih mengarahkan supaya adanya keseragaman, baik tv swasta maupun pemerintah. Harus ada regulasi yang bisa ditaati di tiap-tiap daerah," katanya.

Dalam waktu dekat, kata Syahrir, Komisi I pun akan meminta keterangan dari KPID Jabar terkait hal ini. "Akan kita undang KPID Jabar apa yang kira-kira menjadi kebutuhan dalam pengawasan," pungkasnya.