BANDUNG - Di sisa lima hari bulan September ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengoptimalkan vaksin pada Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) capai target 95 persen.
Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna dalam rapat evaluasi BIAN di Balai Kota Bandung, Senin, 26 September 2022.
"Kita harus mendongkrak cakupan layanan dalam BIAN ini. Semua target sasaran dari balita dalam antisipasi difteri, campak, dan rubella agar jangan sampai terjadi penambahan. Ini upaya preventif kita bersama," ujar Ema.
Untuk itu, Ia mengimbau agar seluruh posyandu memaksimalkan sisa hari pada September ini. Termasuk puskesmas juga aktif berkoordinasi dengan pihak kewilayahan.
Apalagi Kota Bandung memiliki 80 puskesmas di 30 kecamatan. Bahkan, di setiap RW memiliki lebih dari satu layanan posyandu.
"Masjid-masjid juga jadi mitra kita untuk memberikan pengumuman terkait layanan BIAN. Semua lini yang paling dekat dengan masyarakat harus gerakan seluruh potensi yang ada di wilayah kerja masing-masing. Lakukan door to door untuk sosialisasi," imbaunya.
Ia juga menekankan untuk terus memperbaharui data BIAN di Kota Bandung sebagai acuan dalam mengoptimalkan vaksinasi.
"Data-data terupdate juga diperhatikan. Kejar wilayah yang paling rendah angka BIAN," arahannya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian mengatakan, sampai saat ini tersisa kurang dari 40 persen lagi menuju target BIAN.
"Pada BIAN ini yang jadi indikator itu vaksin campak rubela. Sebab sasarannya semua balita usia 5-59 bulan tanpa melihat status imunisasi," ucap Anhar.
Ia menambahkan, dari 30 kecamatan di Kota Bandung, terdapat 18 kecamatan yang persentasenya sudah di atas rata-rata. Salah satunya Cibiru yang sudah menyentuh 81,2 persen.
Sedangkan pada puskesmas paling tinggi berada di Puskesmas Jatihandap, Kecamatan Mandalajati. Cakupannya sudah mencapai 95,83 persen.
"Cakupan yang harus dicapai untuk rubella itu 95 persen. Jatihandap sudah melebihi. Sedangkan Cibiru dan cijerah sudah mendekati di angka 90 persen," jelasnya.
Ia menambahkan, beberapa langkah yang akan diambil Dinkes antara lain, berkoordinasi dengan rumah sakit, klinik, dokter praktik mandiri spesialis anak, praktik mandiri bidan.
Lalu sosialisasi BIAN di tempat umum, seperti mal, tempat ibadah, playground, dan lokasi publik lainnya.
"Kita juga akan melakukan sweeping dan koordinasi di Pos Potensial seperti PAUD, tempat penitipan anak, taman kota, panti asuhan, dan lainnya," tuturnya.