BANDUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menerima bantuan berupa 400 fasilitas cuci tangan yang disebut WASHaLOT 3.0 dari Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH atau GIZ, Perusahaan Internasional milik Pemerintah Jerman.
WASHaLOT 3.0 tersebut berupa pipa yang dipasang horizontal. Ketika digunakan harus diisi air di bagian atasnya dan dapat mengalirkan air untuk cuci tangan 5 sampai 10 orang secara bersamaan, serta bersifat portable atau mudah untuk dipindahkan.
Sebanyak 400 unit WASHaLOT tersebut akan disalurkan ke 258 Sekolah dan Madrasah di Kota Bandung. Bantuan diserahkan secara simbolis di Ruang Tengah Balai Kota Bandung.
Penyerahan simbolis termasuk penandatanganan berita acara serah terima dari Perwakilan GIZ kepada Perwakilan Sekolah dan Madrasah disaksikan langsung oleh Wali Kota Bandung, Oded M. Danial didampingi Perangkat Daerah terkait, Ketua Forum Bandung sehat (FBS), Siti Mutamah dan Wakil Ketua FBS, Yunimar Mulyana.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengucapkan terima kasih atas bantuan tersebut. Ia menilai di masa pandemi covid-19 ini, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) harus lebih diperhatikan terutama jelang penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Penyediaan fasilitas tempat mencuci tangan di sekolah dinilai paling tepat dalam menjalankan salah satu poin dalam protokol kesehatan, yakni 5M yang cukup efektif memutus rantai penyebaran virus covid-19.
"Karena hal itu lebih mudah dan murah untuk dilaksanakan. Di sisi lain juga untuk tetap membiasakan peserta didik melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat di lingkungan sekolah," katanya.
"Ketika ada kepedulian dari warga luar terhadap Kota Bandung, tentunya ini merupakan sesuatu yang harus menjadi pemicu untuk lebih peduli dan beraksi memastikan semua sekolah dan Madrasah siap melakukan PTM dan PHBS di lingkungan sekolah," lanjutnya.
Oded pun berpesan untuk Sekolah dan Madrasah yang mendapatkan fasilitas cuci tangan agar bisa menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun pada anak didiknya. Sehingga harus dipastikan adanya kegiatan secara rutin dan terjadwal, serta perawatan dan pemeliharaan terhadap fasilitasnya.
"Saya berharap fasilitas cuci tangan ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, mudah-mudahan anak didik Sekolah dan Madrasah dapat memanfaatkan sebaik-baiknya dan saya minta kepada para guru, pembimbing, pendidik anak anak di sekolah terus bimbing anak-anak untuk memanfaatkan fasilitas ini," ucapnya.
Sementara itu Development Cooperation Counsellor of the German Embassy-Jakarta, David Tantow mengatakan, Pemerintah Jerman berkomitmen untuk mendukung penangggulangan Covid-19 melalui dana khusus sebesar 1 juta euro.
Salah satunya dengan menyiapkan fasilitas cuci tangan bagi sekolah di 4 negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia untuk membantu memenuhi standar kebersihan dan kesehatan serta membangkitkan aktivitas cuci tangan untuk memutus penyebaran Covid-19.
"Sejak 2011 Pemerintah Jerman telah mendukung peningkatan air, sanitasi, dan kebersihan untuk sekolah-sekolah, khususnya melalui program GIZ fit for school. Dari laporan yang dilakukan WHO dan UNICEF, Sekolah di Indonesia 73 persen telah mencapai layanan dasar untuk air, 40 persen untuk sanitasu, dan 59 persen untuk layanan dasar kebersihan," katanya.
"Namun saya percaya, masih banyak hal yang bisa ditingkatkan agar semua sekolah dapat memenuhi standar tingkat layanan dasar untuk wash di sekolah. Dengan fasilitas yang dapat membantu sektor pendidikan di Indonesia diharapkan kita bisa menyediakan akses yang aman untuk anak-anak," lanjutnya.
Menurut David, WASHaLOT telah dikembangkan dan diuji secara cermat di bawah kolaborasi antara mitra pengembangan, pelaksanaan, dan mitra universitas di Jerman.
"Dengan berbagai perbaikan, fasilitas cuci tangan ini dapat diimplementasikan di berbagai negara. WASHaLOT hanya perlu menggunakan sedikit air dan bersifat mobile yang berarti dapat ditempatkan secara strategis seperti di area pintu masuk sekolah," ucapnya.
"Fasilitas cuci tangan ini sangatlah baik, dan juga praktis, saya juga senang fasilitas ini diimplementasikan di Sekolah-sekolah di Kota Bandung dan dalam waktu dekat juga akan diimplementasikan di daerah lain di Indonesia," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua FBS, Siti Muntamah mengatakan, penyerahan bantuan fasilitas cuci tangan ini merupakan puncak ikhtiar dalam kolaborasi Pemerintah Kota Bandung yang disambut program dari GIZ untuk membagikan fasilitas cuci tangan di Asia.
"Salah satunya adalah di Indonesia, alhamdulillah kita dapat 400 buah dan ini tentu saja akan kita manfaatkan disebar sedemikian rupa mulai dari TK, SD, SMP dan Madrasah," katanya
"Tentu saja ini merupakan bagian dari ikhtiar yg dilakukan pemerintah kota Bandung untuk menghadirkan sebuah kolaborasi yang kuat sampai di tingkat Internasional sekaligus untuk menghadirkan PHBS kalau anak-anak sudah kembali lagi ke sekolah," lanjutnya.
Siti berharap, WASHaLOT memiliki dampak yang sangat besar dapat menghadirkan PHBS di sekolah dan menjadikan anak-anak lebih sehat.
"Karena seperti yang kita ketahui dengan mencuci tangan itu ternyata lebih dari 400.000 anak yang akhirnya terselamatkan dari penyakit diare dan kematian. Selain itu dapat menghadirkan budaya dan cuci tangan pakai sabun atau fasilitas cuci tangan itu bisa dihadirkan dengan sesuatu yang sangat mudah dan dirawat bersama-sama dengan sekolah dan anak anak," katanya.
Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar mengatakan, dengan kerja sama ini menunjukan penanganan pencegahan covid 19 itu adalah tanggung jawab bersama.
"Kami bersyukur, berterima kasih kepada pihak yang memang sangat peduli dalam hal ini dari GIZ untuk memberikan kontribusi kepada dunia pendidikan khususnya di sekolah-sekolah, di satuan pendidikan, untuk fasilitas cuci tangan ini," katanya.
"Kita juga mengantisipasi hal itu (fasilitas cuci tangan), semua sebagai persyaratan protokol kesehatan yang tentu sangat diperlukan dan ini sangat bermanfaat," katanya.
"Sampai dengan saat ini, semua sekolah sudah membuat tempat fasilitas cuci tangan, hanya barangkali ukuran sempurna atau tidak sempurna relatif. Dengan bantuan ini akan menambah efektif efisien di sekolah-sekolah," imbuh Hikmat.
WASHaLOT 3.0 tersebut berupa pipa yang dipasang horizontal. Ketika digunakan harus diisi air di bagian atasnya dan dapat mengalirkan air untuk cuci tangan 5 sampai 10 orang secara bersamaan, serta bersifat portable atau mudah untuk dipindahkan.
Sebanyak 400 unit WASHaLOT tersebut akan disalurkan ke 258 Sekolah dan Madrasah di Kota Bandung. Bantuan diserahkan secara simbolis di Ruang Tengah Balai Kota Bandung.
Penyerahan simbolis termasuk penandatanganan berita acara serah terima dari Perwakilan GIZ kepada Perwakilan Sekolah dan Madrasah disaksikan langsung oleh Wali Kota Bandung, Oded M. Danial didampingi Perangkat Daerah terkait, Ketua Forum Bandung sehat (FBS), Siti Mutamah dan Wakil Ketua FBS, Yunimar Mulyana.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengucapkan terima kasih atas bantuan tersebut. Ia menilai di masa pandemi covid-19 ini, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) harus lebih diperhatikan terutama jelang penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Penyediaan fasilitas tempat mencuci tangan di sekolah dinilai paling tepat dalam menjalankan salah satu poin dalam protokol kesehatan, yakni 5M yang cukup efektif memutus rantai penyebaran virus covid-19.
"Karena hal itu lebih mudah dan murah untuk dilaksanakan. Di sisi lain juga untuk tetap membiasakan peserta didik melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat di lingkungan sekolah," katanya.
"Ketika ada kepedulian dari warga luar terhadap Kota Bandung, tentunya ini merupakan sesuatu yang harus menjadi pemicu untuk lebih peduli dan beraksi memastikan semua sekolah dan Madrasah siap melakukan PTM dan PHBS di lingkungan sekolah," lanjutnya.
Oded pun berpesan untuk Sekolah dan Madrasah yang mendapatkan fasilitas cuci tangan agar bisa menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun pada anak didiknya. Sehingga harus dipastikan adanya kegiatan secara rutin dan terjadwal, serta perawatan dan pemeliharaan terhadap fasilitasnya.
"Saya berharap fasilitas cuci tangan ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, mudah-mudahan anak didik Sekolah dan Madrasah dapat memanfaatkan sebaik-baiknya dan saya minta kepada para guru, pembimbing, pendidik anak anak di sekolah terus bimbing anak-anak untuk memanfaatkan fasilitas ini," ucapnya.
Sementara itu Development Cooperation Counsellor of the German Embassy-Jakarta, David Tantow mengatakan, Pemerintah Jerman berkomitmen untuk mendukung penangggulangan Covid-19 melalui dana khusus sebesar 1 juta euro.
Salah satunya dengan menyiapkan fasilitas cuci tangan bagi sekolah di 4 negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia untuk membantu memenuhi standar kebersihan dan kesehatan serta membangkitkan aktivitas cuci tangan untuk memutus penyebaran Covid-19.
"Sejak 2011 Pemerintah Jerman telah mendukung peningkatan air, sanitasi, dan kebersihan untuk sekolah-sekolah, khususnya melalui program GIZ fit for school. Dari laporan yang dilakukan WHO dan UNICEF, Sekolah di Indonesia 73 persen telah mencapai layanan dasar untuk air, 40 persen untuk sanitasu, dan 59 persen untuk layanan dasar kebersihan," katanya.
"Namun saya percaya, masih banyak hal yang bisa ditingkatkan agar semua sekolah dapat memenuhi standar tingkat layanan dasar untuk wash di sekolah. Dengan fasilitas yang dapat membantu sektor pendidikan di Indonesia diharapkan kita bisa menyediakan akses yang aman untuk anak-anak," lanjutnya.
Menurut David, WASHaLOT telah dikembangkan dan diuji secara cermat di bawah kolaborasi antara mitra pengembangan, pelaksanaan, dan mitra universitas di Jerman.
"Dengan berbagai perbaikan, fasilitas cuci tangan ini dapat diimplementasikan di berbagai negara. WASHaLOT hanya perlu menggunakan sedikit air dan bersifat mobile yang berarti dapat ditempatkan secara strategis seperti di area pintu masuk sekolah," ucapnya.
"Fasilitas cuci tangan ini sangatlah baik, dan juga praktis, saya juga senang fasilitas ini diimplementasikan di Sekolah-sekolah di Kota Bandung dan dalam waktu dekat juga akan diimplementasikan di daerah lain di Indonesia," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua FBS, Siti Muntamah mengatakan, penyerahan bantuan fasilitas cuci tangan ini merupakan puncak ikhtiar dalam kolaborasi Pemerintah Kota Bandung yang disambut program dari GIZ untuk membagikan fasilitas cuci tangan di Asia.
"Salah satunya adalah di Indonesia, alhamdulillah kita dapat 400 buah dan ini tentu saja akan kita manfaatkan disebar sedemikian rupa mulai dari TK, SD, SMP dan Madrasah," katanya
"Tentu saja ini merupakan bagian dari ikhtiar yg dilakukan pemerintah kota Bandung untuk menghadirkan sebuah kolaborasi yang kuat sampai di tingkat Internasional sekaligus untuk menghadirkan PHBS kalau anak-anak sudah kembali lagi ke sekolah," lanjutnya.
Siti berharap, WASHaLOT memiliki dampak yang sangat besar dapat menghadirkan PHBS di sekolah dan menjadikan anak-anak lebih sehat.
"Karena seperti yang kita ketahui dengan mencuci tangan itu ternyata lebih dari 400.000 anak yang akhirnya terselamatkan dari penyakit diare dan kematian. Selain itu dapat menghadirkan budaya dan cuci tangan pakai sabun atau fasilitas cuci tangan itu bisa dihadirkan dengan sesuatu yang sangat mudah dan dirawat bersama-sama dengan sekolah dan anak anak," katanya.
Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar mengatakan, dengan kerja sama ini menunjukan penanganan pencegahan covid 19 itu adalah tanggung jawab bersama.
"Kami bersyukur, berterima kasih kepada pihak yang memang sangat peduli dalam hal ini dari GIZ untuk memberikan kontribusi kepada dunia pendidikan khususnya di sekolah-sekolah, di satuan pendidikan, untuk fasilitas cuci tangan ini," katanya.
"Kita juga mengantisipasi hal itu (fasilitas cuci tangan), semua sebagai persyaratan protokol kesehatan yang tentu sangat diperlukan dan ini sangat bermanfaat," katanya.
"Sampai dengan saat ini, semua sekolah sudah membuat tempat fasilitas cuci tangan, hanya barangkali ukuran sempurna atau tidak sempurna relatif. Dengan bantuan ini akan menambah efektif efisien di sekolah-sekolah," imbuh Hikmat.