BANDUNG - Meski tersisa satu hari lagi program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus menggencarkan pelayanan imunisasi pada bayi dan balita melalui fasilitas puskesmas.
Salah satunya, UPT Puskesmas Sukahaji Kecamatan Babakan Ciparay yang mengadakan Gebyar Imunisasi BIAN pada Jumat, 30 September 2022 di Graha Mutiara.
Kepala UPT Puskesmas Sukahaji, drg. Mohamad Ali Mamora menyampaikan, capaian untuk wilayah Kelurahan Sukahaji dan Babakan telah menyentuh 45 persen.
"Sasaran kita lumayan banyak sampai 3.300. Capaian kita baru sampai lebih dari 1.400 yang sudah diimunisasi," ujar Ali.
Ia mengatakan, timnya akan mengupayakan di hari terakhir ini bisa mencapai target sekitar 200-300 anak. Meski memang ia mengakui ada kendala dalam proses optimasi BIAN di lingkungannya.
Salah satunya karena jumlah sasaran di wilayah cakupannya sangat banyak, bahkan masuk dalam lima besar se-Kota Bandung.
"Kendalanya, daerah di sini termasuk kumuh miskin. Lalu, mata pencarian mereka sebagai buruh," akunya.
"Jadi mereka tidak bisa meninggalkan pekerjaan. Ketika mereka meninggalkan pekerjaannya, mereka tidak mendapatkan penghasilan," lanjutnya.
Strategi yang sudah dijalankan sejak Agustus-September ini antara lain memaksimalkan jam pelayanan di posyandu dan puskesmas. Setiap hari terdapat jadwal BIAN yang bisa diikuti oleh masyarakat.
"Kalau door to door tidak kita lakukan karena di sini terdapat 44 posyandu. Hampir setiap hari jadwal posyandu dibuka sampai tanggal 25 September. Puskesmas juga buka tiap hari," paparnya.
Setelah itu, pihaknya menyisir sisa target melalui pelayanan imunisasi di puskesmas setiap hari. Lalu, salah satu cara terakhir untuk mengoptimalkan BIAN ini dengan melibatkan semua pihak dalam kegiatan Gebyar Imunisasi BIAN Masal.
"Sampai pukul 12.00 WIB kita lihat dulu. Semoga tercapai sebelum Jumatan," harapnya.
Demi menarik minat para orang tua dan anak, Puskesmas Sukahaji menyediakan doorprize, souvenir, bahkan sampai hiburan badut.
"Banyak sekali ternyata yang ingin terlibat ketika kita gerakkan. Ada yang ikut kontribusi boneka, balon, souvenir, minyak, bahkan sampai ada sepeda untuk balita juga. Pulangnya mereka dapat bingkisan kado dan balon," ungkapnya.
Ia menuturkan, sampai saat ini tidak ada kasus campak rubella di Babakan Ciparay. Ia berharap, BIAN jadi salah satu upaya untuk menciptakan keamanan pada anak dari beragam penyakit yang mengakibatkan kelumpuhan, kebutaan, maupun kematian.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr. Ira Dewi Jani menuturkan, BIAN ditujukan untuk membentuk herd immunity. Sehingga durasi imunisasi yang panjang akan membuat herd immunity tidak efektif.
"Kalau kita memanjang durasi imunisasinya, kita akan semakin sulit membentuk herd immunity terhadap rubella," jelasnya.
"Padahal pada BIAN ini Kota Bandung butuh 95 persen yang sudah divaksin. Sedangkan untuk yang KEJAR, cukup 80 persen juga dia sudah bisa menciptakan herd immunity," katanya.